Izin posting tulisan sederhana sahabatku di Majelis Penulis ... ๐๐๐
Berapa Jumlah Usia dan Nilai Usia kita? ( kajian terhadap Usia-ku Usia-mu Yang Tak Lagi Muda) _.
Oleh : Asep Kurnia.
Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa , benturan dan hempasan terpahat dikeningmu , kau tampak tua dan lelah keringat mengucur deras ...namun engkau tetap tabah....meski langkahmu kadang tersengal memikul beban yang makin parah ..kauuuu tetap bertahan... Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari,Kini kurus dan terbungkuk dst ... petikan pendek bait nyanyian Titip Rindu Buat Ayah karya Ebiet G Ade ini sampai saat ini masih terus bersenandung di telinga manusia Indonesia yang berada dikisaran usia 55 - 60 tahunan salah satunya di diri penulis dan nyanyian utuh itu mengingatkan pada diri kita untuk bertanya sudah BERAPA USIA kita & Berapa NILAI USIA kita ???
Kekar, kuat, trengginas, cepat dan agresif adalah beberapa karakteristik dan sifat-sifat yang umum melekat di usia muda yang umumnya dilabeli USIA PRODUKTIF. Lemah, loyo, lambat, dan serba terasa sakit adalah keadaan yang mulai menghampiri manusia manusia usia tua yang lebih menuntut dan berada pada USIA KONSUMTIF . Dua keadaan yang antagonis & kontradiksi di atas adalah hukum alam atau sunatullah yang mesti dan pasti terjadi serta akan dialami makhluk yang bernama manusia karena itu semua HAKEKATNYA adalah Ketetapan Mutlak Sang Maha Pencipta yang tidak bisa kita hindari.
Melemahnya dan berkurangnya kenikmatan penglihatan, kenikmatan pendengaran , kekuatan gigi yang makin rapuh, rambut yang terus makin memutih, serta ke ketrengginasan yang makin loyo adalah isyarat bahwa kita sudah mendekati pada usia kematian untuk kembali menghadap Illahi robbi di akhirat nanti. Jika awal lahir kita putih bersih tanpa noda dan dosa, apakah setelah kita menikmati proses dan tugas hidup di dunia ini akan kembali dengan kondisi tanpa noda dan dosa seperti saat kita dilahirkan ? Inilah pertanyaan yang wajib aien kita jawab dengan sejujurnya. Berapakah tabungan dan investasi ibadah yang telah kita tanam selama hidup di dunia dengan batas usia yang Allah titipkan? Bernilaikah usia kita atau justru banyak kosongnya ? Padahal sangat jelas tugas hidup kira di dunia ini adakah beribadah sesuai dengan Firman Allah :" Tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu".
Mohon di ingat dan di cermati !!!
Bahwa amat sangat beda antara jumlah usia dengan nilai usia, usia tua dengan angka 50 tahunan sampai usia 80 atau 100 tahunan itu bukan jaminan bahwa besarnya angka usia identik dengan bernilainya usia kita. Sebaliknya manusia yang usia hidupnya dibawah angka 50 tahunan tidak identik dengan kecil atau kurangnya nilai usia. Sebab nanti , dihadapan Allah Swt yang dipertanyakan adalah berapa banyak ibadah & kebaikan yang kita lakukan dan semaikan pada USIA yang Allah titipkan. Berapa banyak kemunkaran & kemadhorotan serta kemaksiatan & kedholiman yang kita lakukan. Jabatan/Tahta dan Harta yang Allah titipkan pada kita dipakai dan digunakan untuk kemaslahatan umat kah atau membawa kepada kemadhorotan kah ? Tidak dipertanyakan dan dipermasalahkan berapa jumlah usia kita saat hidup di dunia...tetapi berapa nilai investasi ibadah dan kebaikan pada usia yang Allah berikan.
Sangatlah bijak bila kita kita yang masih diberi kesempatan hidup dengan jaminan usia panjang dari Allah kembali MENTAFAKURI & MENSYUKURI sisa usia yang Allah titipkan untuk kembali diisi dengan ibadah dan karya kebaikan bagi kita, bagi keluarga , bagi masyarakat dan bagi umat agar investasi ibadah & kebaikan untuk persediaan hidup di akhirat nanti lebih dari MENCUKUPI dalam arti lain USIA KITA menjadi BERNILAI TINGGI.
Marilah kita beristigfar atas dosa yang tekah kita perbuat, dan marilah kita bersihkan noda noda hidup kita dengan disucikan melalui ibadah dan bersodakoh.
Jangan sia sia kan lagi sisa usia kita oleh HURA HURA & Huru Hara tapi isilah dengan TASYAKUR , TAFAKUR dan BERSYUKUR NIKMAT
Semoga kita semua di masukan pada kelompok manusia yang PRODUKTIK DALAM MENG-INVESTASI IBADAH demi persiapan di akhirat nanti. Amien .
Ditulis di padepokan Sisi Leuit, 28 September 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar